AZIM Premji (Muslim Terkaya di dunia)
AZIM
Premji adalah pengusaha muslim paling kaya di jagat ini. Kekayaan pria
berkebangsaan India ini, seperti dilansir The Wall Street Journal belum
lama ini, ditaksir mencapai US$ 17 miliar. Pengusaha muslim terkaya
berikutnya adalah Suleiman Kerimov, ”jawara” asal Rusia, dengan total
kekayaan US$ 14 miliar. Sementara Naseer Al-Kharafi dari Kuwait berada
di urutan ketiga, dengan kekayaan mencapai US$ 11 miliar.
Yang
menarik dari sosok Azim, di negerinya, ia hidup di kalangan minoritas.
Lebih dari itu, negeri yang lebih dari 80% penduduknya pemeluk agama
Hindu ini, kerap diwarnai pertentangan antargolongan. Bahkan, konflik
yang terjadi terkadang berkembang menjadi bentrokan berdarah. Itu
sebabnya, janganlah heran, kehidupan antar-umat beragama di negeri
ini—terutama di kalangan pemeluk Hindu dan Islam—selalu dibumbui rasa
saling curiga.
Oleh karena itu, menjadi pebisnis muslim yang sukses
di India, sesungguhnya merupakan prestasi tersendiri. Contohnya adalah
Azim. Pengusaha yang kini seluruh rambutnya telah berwarna perak ini,
berkibar lewat Wipro Ltd. Berkat perusahaan yang didirikannya ini—yang
bergerak di bidang teknologi informasi (TI), Azim jadi kesohor karena
berhasil membangun kawasan silicon city di Bangalore, India. Lebih dari
itu, ia juga menikmati berkahnya menjadi orang terkaya di India selama
kurun waktu 1999-2005.
Azim juga dikenal sebagai sosok pengusaha di India yang berhasil menanamkan budaya bisnis modern yang mampu memanfaatkan arus globalisasi di negerinya. Nyatanya, banyak pengusaha muda di India yang mengikuti jejaknya. Kini mereka mulai berkiprah di bisnis internasional.
Salah satu kunci keberhasilan Azim dalam
berusaha adalah ia tidak membawa atribut keagamaan. Semua dilakukannya,
semata-mata dengan pertimbangan ekonomi. Antara lain, ia tak pernah
membeda-bedakan 70 ribu pekerjanya berdasarkan agama yang dipeluknya.
Bahkan di setiap hari besar agama Islam, Azim tak pernah meliburkan
karyawannya.
Begitu pula halnya ketika ia memutuskan siapa di antara
karyawannya yang layak menduduki posisi di tingkat top management,
pertimbangannya hanya berdasarkan pada prinsip-prinsip profesional.
Karena itu, bisa dimaklumi, hanya beberapa orang yang seagama dengannya
yang dapat duduk di jajaran direksi.
Tidak itu saja, selama
menjalankan bisnis Azim jarang menyatakan bahwa dirinya seorang muslim.
Yang selalu dikatakannya adalah bahwa ia merupakan warga negara India.
Azim sadar betul, itulah konsekuensi yang harus ditanggungnya ketika
menjalankan bisnis di negara yang sangat rentan dengan perbedaan agama.
Dirinya
juga sadar betul bahwa di negeri dengan penduduk mencapai satu miliar
ini, sebagian besar dari mereka masih hidup miskin. Karena itu, ia tak
mau menunjukkan kemewahan yang dimilikinya kepada publik. Hal ini patut
dilakoninya, karena negeri ini masih begitu rentan terhadap isu
kesenjangan sosial. Sebagai seorang miliarder, sejatinya, Azim tergolong
sosok pengusaha yang amat bersahaja.
Itu sebabnya pula, ke mana ia
pergi, kendaraan yang ditumpanginya hanya sedan Ford Escort produksi
1995. Bahkan tak jarang, ketika tiba di Bandara Mumbai di Bangalore dari
perjalanan ke luar negeri, ia lebih memilih naik taksi ke kantornya
ketimbang dijemput kendaraan perusahaan. Ia juga menolak disediakan
tempat parkir khusus bagi kendaraannya. Sosoknya yang amat bersahaja
inilah yang mengantarkan Azim menjadi salah satu tokoh muslim yang
paling dihormati di negerinya.
BERMITRA DENGAN SEJUMLAH RAKSASA IT
Kiprah
Azim di dunia bisnis dimulai saat ia harus menggantikan posisi ayahnya
yang meninggal dunia pada 1966. Ketika itu, sang ayah berkedudukan
sebagai Direktur Utama Vanaspati, tak lain perusahaan keluarga yang
bergerak di industri pertanian—khususnya minyak biji bunga matahari—yang
dirintisnya. Saat menerima tongkat estafet kepemimpinan, Azim masih
berumur 21 tahun dan baru saja menyelesaikan studinya di Jurusan
Electrical Engineering, Stanford University, Amerika.
Memasuki
periode 1970-an, Azim pun mulai mengarahkan perusahaan keluarga itu ke
bisnis teknologi. Produk perdananya adalah membuat komponen untuk mesin
hidrolik. Hingga pada 1997, Azim pun perlu mengubah nama perusahaan
menjadi Wipro Products Limited.
Sebagai salah seorang warga India
yang sempat mengenyam pendidikan tinggi di luar negeri, tampaknya, Azim
memiliki visi bisnis yang cukup tajam. Ia begitu yakin bahwa di masa
datang bisnis informasi teknologi akan memegang peranan penting di
dunia. Pandangannya itu akhirnya dinyatakan secara sungguh-sungguh pada
1980, bertepatan dengan strategi perusahaan yang mulai difokuskan ke
bidang IT.
Di Indonesia nama Wipro memang masih terdengar asing.
Namun sesungguhnya, perusahaan ini merupakan rekanan bisnis dari
berbagai perusahaan raksasa yang bergerak di bisnis informasi teknologi,
seperti Sun Microsystems, General Electric, dan Motorola. Dalam
kemitraan ini, pihak Wipro berperan memasok berbagai produk teknologi
yang selama ini dipasarkan oleh para industri raksasa itu. Berkat kerja
sama ini, dua tahun lalu, Wipro dinobatkan sebagai perusahaan
outsourcing (business process outsourcing)—khususnya di bidang informasi
teknologi—terbesar di dunia.
Di tangan pria yang kini berumur 62
tahun itu, Wipro terus saja berkibar. Tahun lalu total pendapatan yang
berhasil diraihnya mencapai US$ 3,47 miliar, dengan keuntungan bersih
mencapai US$ 677 juta. Prestasi tergolong luar biasa bila dibandingkan
dengan kinerja pada dua tahun lalu. Ketika itu, perusahaan ini ”hanya”
berhasil mencatatkan pendapatan US$ 1,8 miliar dan laba bersih sebesar
US$ 409 juta.
Azim juga dikenal sebagai konglomerat yang budiman.
Sebagian dari keuntungan yang didapat perusahaannya, selalu disumbangkan
untuk kegiatan amal. Untuk menyalurkan kegiatan sosialnya, ia
mendirikan Azim Premji Foundation. Salah satu kegiatannya adalah
membantu pendidikan bagi generasi muda di India. Meski baru didirikan
enam tahun lalu, yayasan ini telah mampu menyekolahkan tak kurang dari
1,8 juta anak di India. Azim Premji Foundation juga telah membentuk 25
organisasi sosial lainnya, yang diarahkan untuk membantu pengentasan
kemiskinan di negerinya.
Lewat yayasan itu pula, berbagai karya nyata
lainnya dibangun, di antaranya 900 gedung sekolah di 17 negara bagian
di India. Menurut Azim, berkat kegiatan sosialnya ini ia berharap dapat
memberikan kontribusi bagi rakyat India agar mereka bisa menjemput masa
depan yang lebih baik. Amien.
Beberapa prestasi yang bisa mengilhami sejauh mana pencapaian Azim Premji dengan Wipronya ini, antara lain :
• Pengusaha Muslim Terkaya di Dunia
• Urutan ke-21 “Orang Terkaya di Dunia” Versi Forbes 2007
• “30 Pengusaha Terhebat Sepanjang Masa” Versi BusinessWeek, Juni 2007
• “10 Orang di Dunia yang Paling Mampu Membuat Perubahan” Versi Forbes, Mei 2003
• “100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia” Versi Time, April 2004
• “100 Miliuner yang Paling Banyak Membuat Perubahan” Versi Financial Times, November 2004
Belum lagi beberapa predikat yang tidak kurang membuat kita semakin mengagumi sepak terjang Konglomerat India satu ini, yaitu :
• Penyedia jasa R&D independen terbesar di dunia
• Termasuk 3 besar penyedia jasa BPO di dunia
• Pendapatan per tahun mencapai 2,4 miliar dolar
• Termasuk 100 perusahaan teknologi paling terkemuka di dunia menurut Business Week
• Pada 2006, menempati urutan ke-7 dalam daftar 100 perusahaan outsourcing paling terkemuka di dunia
• Perusahaan jasa software pertama di dunia yang meraih SEI CMM Level 5
• Organisasi pertama di dunia yang mendapatkan PCMM (People Capability Maturity Model) Level 5
• Memenangi Risk Management Award dari majalah Financial Times-The Banker
• Perusahaan pertama di luar AS yang menerima IEEE Software Process Award
• Menerima Global Leadership Award dari Dale Carnegie
0 comments:
Jangan sungkan-sungkan komen di mari gan...
:)