10 Kawah Meteor Unik Dan Menakjubkan Di Dunia
1. Kaali Crater (Cekungan Kaali)
Cekungan
alam yang pertama adalah Cekungan Kaali yang terbentuk akibat meteor
menambrak atmosfer dan mendarat di bumi. Cekungan Kaali terbentuk
sekitar antara abad ke-4 dan 8 SM. Meteoroid itu pecah diketinggian 5
hingga 10 Km setelah terbakar terlebih dahulu di lapisan atmosfer.
Setibanya di daratan meteoroid tersebut membentuk sebuah kawah
(cekungan) seluas 110 meter dan sedalama 22 meter. Kemudian dari radius
1 km dari cekungan besar, terbentuk pula 8 cekungan kecil.
Berdasarkan keterangan ketika meteoroid tersebut terjatuh, seketika
itu pula terjadi kebakaran hebat di hampir seluruh hutan Pulau
Estonia. Peristiwa jatuhnya meteoroid tersebut kemudian berkembang
menjadi sebuah mitos dan legenda di Pulau Estonia.
2. Tenoumer Crater (Cekungan Tenoumer)
Bentuk
cekungan yang satu ini hampir mendekati lingkaran yang sempurna.
Cekungan Tenoumer memiliki luas 1,9 Km dengan dinding lingkaran 100
meter tingginya. Sobat unik cekungan yang satu ini terletak di kawasan
Gurun Pasir Sahara sebelah barat, tepatnya di Mauritinia. Namun Sobat
unik masih terjadi perdebatan di antara para ahli geologi mengenai
terbentuknya Cekungan Tenoumeter ini, sebagian berpendapat bahwa
cekungan ini terjadi karena sebuah aktivitas vulkanik. Namun meski
demikian sebuah peneletian yang lebih mendekati fakta mengatakan, bahwa
bagian yang sebelumnya diduga berupa ‘lava’ adalah sebuah batu yang
meleleh akibat benturan meteoroid. Benturan tersebut terjadi antara
10.000 hingga 30.000 tahun yang lalu.
3. Lonar Crater Lake (Danau Lonar)
Nah
Sobat unik cekungan yang satu ini merupakan danau raksasa yang
terbentuk sekitar 50.000 tahun yang lalu akibat benturan meteoroid.
Benturan besar yang diakibatkan oleh meteoroid tersebut pun
mengakibatkan kuil-kuil yang ada di kawasan Maharashtra hancur, dan
hanya menyisakan satu kuil yang masih utuh yakni Kuil Daityasudan di
tengah Desa Lonar. Daityasudan merupakan kuil yang dibangun untuk
menghormati dewa Wisnu yang berhasil mengalahkan rakasa bernama
Lonasur. Uniknya air di Danau Lonar mengandung garam meskipun berada
di kawasan berbatu yang memiliki kadar asam tinggi. Danau Lonar
memiliki diameter sepanjang 1,2 Km dan dengan luas keseluruhan 137
meter. Danau Lonar terletak dikawasan hijau dan asri, sehingga banyak
para pengunjung yang betah berada di kawasan ini.
4, Monturaqui Crater (Cekungan Motaraqui)Barringer Crater (cekungan Barringer)
Cekungan
Barringer adalah cekungan dan danau meteoroid yang paling popular di
dunia dan dilindungi keberadaannya. Cekungan ini dinamakan sesuai nama
penemunya, Daniel Barringer, bahkan danau ini secara hokum dimiliki
oleh Keluarga Barringer. Danau atau Cekungan Barringer ini terletak di
kawasan Flagstaff Arizona, Amerika Serikat, memiliki diameter
sepanjang 1.200 meter, dinding setinggi 45 meter dengan kedalaman 170
meter. Danau Barringer terbentuk sekitar 40.000 tahun lalu akibat
meteoroid seberat ratusan ribu ton dengan kecepatan12.8 Km/jam
membentur bumi
5. Roter Kamm Crater (Cekungan Roter Kamm)
Sobat
unik cekungan yang satu ini terletak di Gurun Pasir Desert, Nambia.
Cekungan Roter Kamm memiliki diameter sepanjang 2,5 Km dengan kedalaman
130 meter. Cekungan ini terbentuk akibat benturan meteoroid yang
terjadi pada 3,7 milyar tahun lalu. Namun karena letaknya di kawasan
gurun pasir, maka bagian dalam cekungan hampir seluruhnya tertutupi
oleh pasir bahkan tebalnya bias mencapai 100 meter. Cekungan Roter Kamm
hampir menyerupai kawah yang ada di Planet Mars, terlebih memiliki
warna oranye-merah.
6. Tswaing Crater (Cekungan Danau)
Sobat
unik Cekungan Tswaing terbentuk oleh chondrite atau batu meteoroid
dengan diameter 30 – 50 meter, yang membentur bumi pada 220.000 tahun
lalu. Uniknya di tengah cekungan ini memiliki sebuah danau mata air
sekaligus penadah air hujan. Berdasarkan penemuan arkeologi, perkakas
yang dimiliki oleh manusia-manusia dari Zaman Batu hampir didominasi
oleh alat-alat perburuan dan alat untuk mengumpulkan garam. Maka tak
heran jika orang-orang Eropa menyebut Cekungan Tswaing dengan Zoutpan
(wajan garam) sementara masyarakat Suku Tsawana menyebutnya dengan
‘Tswaing’ yang artinya tempat garam.
7. Pingualuit Crater
Sementara
itu Cekungan Pingualuit terbentuk sekitar 1,4 juta tahun lalu akibat
meteoroid yang jatuh menabrak bumi, dikabarkan kekuatan benturannya
8.500 kali bom atom di Hiroshima. Cekungan Pinguluit sepanjang 3.44 Km
dengan tinggi dinding cekungan 160 meter mengelilingi kawasan tundra
dengan kedalaman 400 meter. Bahkan permukaan paling dasar Cekungan
Pingualuit kedalaman 270 meter, dengan kandungan termurni di seluruh
dunia. Danau Pingualuit ini tidak memiliki saluran air masuk dan
keluar, sehingga air yang dimilikiny adalah murni dari hujan dan es
yang mencair. Cekungan Pingualuit ditemukan pada 1943 oleh Angkatan
Udara Amerika Serikat yang sedang melakukan penerbangan untuk kegiatan
meteorologi. Kata Pingualuit sendiri berasal dari bahasa Suku Inuit
berarti ‘tempat tanah meninggi.’
8. Amguid Crater (Cekungan Amguid)
Cekungan
yang satu ini umurnya masih terbilang muda, Cekungan Amguid terbentuk
akibat benturan meteoroid yang terjadi sekita 100.000 tahun yang
lalu. Cekungan Amguid yang eksotis ini terletak di kawasan sebelah
selatan Algerian. Dengan diameter 450 dan kedalaman 30 meter,
menjadikan kawasan yang mencolok di gersangnya gurun pasir Algeria.
Cekungan Amguid memiliki permukaan dasar yang datar mengandung lumpur
eolian, namun pada bagian bibir danau mengandung batuan dan pasir.
9. Wolfe Creek Crater (Cekungan Danau Wolfe)
Sobat
unik cekungan yang satu ini terletak di Australia, Cekungan Wolfe
terbentuk meteoroid yang membentuk bumi pada 300.000 tahun lalu. Dengan
meteoroid seberat 50.000 ton maka membentuk sebuah cekungan dengan
diameter 875 meter dengan kedalaman 120 meter. Namun karena berada di
kawasan gurung dengan cuaca ekstreme, diperkirakan kedalaman cekungan
berkurang sebesar 60 meter dengan ketinggian dinding cekungan 25 meter.
Bukti adanya benturan meteoroid adalah dengan ditemukannya kandungan
besi meteor di sekitar kawasan cekungan. Cekungan Wolfe ditemukan pada
1947 ketika pemerintah Australia melakukan survey udara, sementara
masyarakat Suku Aborigin telah mengetahui ribuan tahun yang lalu.
0 comments:
Jangan sungkan-sungkan komen di mari gan...
:)